Bertemu lagi dengan blog cerita, semoga cerita-cerita yg saya suguhkan selama ini tidak membuat anda bosan untuk membacanya. Kali ini saya akan bercerita tentang seorang Ulama yg berpura-pura menjadi pengemis agar dapat menuntut ilmu dari ulama lainnya. Selanjutnya silahkan disimak cerita berikut ini.
Suatu hari terlihat seorang pengemis, pakaian nya sangat lusuh, compang-camping dn kusam. Dia berjalan dengn bantuan sebilah tongkat dn berpura-pura pincang. Rambut dn jenggot nya dibuat berantakan dan tidak rapi. Dengn kondisi tersebut, sangatlah meyakinkan bahwa dia adalah seorang pengemis, tidak akan ada seorang pun yg tahu bahwa dia bukanlah seorang pengemis. Benar, tidak ad seorang pun warga yng mengetahui identitasnya yang asli. Dia merupakan seorang ulama dari Andalusia (saat ini Spanyol dn negara sekitar), yaitu Imam Baqi bin Mikhlad.
Saat itu dia sangat ingin belajar pada salah satu imam mazhab yg empat, yaitu kepada Imam Ahmad. Dia pun berangkat dari Andalusia (Eropa), melintasi Laut Tengah menuju benua Afrika, kemudian melanjutkan perjalanan yg panjang menuju Baghdad, Irak, yaitu tempat tinggal Imam Ahmad. Tanpa tunggangan ataupun kendaraan, Baqi yg saat itu masih berstatus sebagai penuntut ilmu menjalani perjalanan panjang hanya dengn berjalan kaki. Hanya satu niatnya, yaitu untuk mentut ilmu kepada Imam Ahmad.
Suatu hari terlihat seorang pengemis, pakaian nya sangat lusuh, compang-camping dn kusam. Dia berjalan dengn bantuan sebilah tongkat dn berpura-pura pincang. Rambut dn jenggot nya dibuat berantakan dan tidak rapi. Dengn kondisi tersebut, sangatlah meyakinkan bahwa dia adalah seorang pengemis, tidak akan ada seorang pun yg tahu bahwa dia bukanlah seorang pengemis. Benar, tidak ad seorang pun warga yng mengetahui identitasnya yang asli. Dia merupakan seorang ulama dari Andalusia (saat ini Spanyol dn negara sekitar), yaitu Imam Baqi bin Mikhlad.
Saat itu dia sangat ingin belajar pada salah satu imam mazhab yg empat, yaitu kepada Imam Ahmad. Dia pun berangkat dari Andalusia (Eropa), melintasi Laut Tengah menuju benua Afrika, kemudian melanjutkan perjalanan yg panjang menuju Baghdad, Irak, yaitu tempat tinggal Imam Ahmad. Tanpa tunggangan ataupun kendaraan, Baqi yg saat itu masih berstatus sebagai penuntut ilmu menjalani perjalanan panjang hanya dengn berjalan kaki. Hanya satu niatnya, yaitu untuk mentut ilmu kepada Imam Ahmad.
Ketika sampai ditempat tujuan yaitu Baghdad, Baqi mendengar kabar yg mengejutkan. Khalifah yg berkuasa saat itu jauh dari jalan Islam yg hanif. Imam Ahmad yg vokal pada kebenaran pun bereaksi untuk memberikan nasehat kepada khalifah. Namun, yang terjadi adalah Imam Ahmad justru difitnah hingga dikucilkan. Dia juga dilarang mengajar ataupun mengumpulkan para penuntut ilmu. Imam Ahmad dianggap menentang paham yg dianut kekhalifahan. Sedihlah hati Baqi mendengar situasi di sana khusunya kondisi yang dialami oleh Imam Ahmad, guru yg diharapkannya memberi ilmu.
Walaupun demikian, Baqi tetap mencari Imam Ahmad untuk berguru kepadanya. Tekad nya untk menuntut ilmu kepada Imam Ahmad telah bulat. Dia melangkahkan kaki ke rumah sang imam. Saat mengetuk pintu, ternyata Imam Ahmad lah yg membukakan pintu untuk nya. "Wahai Abu Abdullah, saya seorang yg datang dari jauh, pencari hadist. Saya datang ke sini pun untk melakukan itu," ujar Baqi antusias.
"Anda berasal dari mana?" tanya Imam Ahmad.
" Saya berasal Dari Maghrib al-Aqsa," jawab Baqi.
Imam Ahmad pun menebak, "Dari Afrika?"
"Lebih jauh dari Afrika. Untuk menuju Afrika saya harus menyeberangi lautan." jawab Baqi.
Imam Ahmad pun kaget mendengar nya, "Negeri mu sangat lah jauh. Saya sangat senang jika dapat memenuhi keinginan kamu dn mengajarkan apa yg kamu inginkan. Akan tetapi, saat ini saya sedang mengalami fitnah dn dilarang untuk mengajar," jawab Imam Ahmad.
Mendengar perkataan Imam Ahmad terebut tidak lantas menyurutkan niat Baqi untuk belajar kepada sang imam, karena niatnya sangalah kuat untuk mengaji dan belajar ilmu kepadanya. Kemudian dia pun menawarkan diri untuk berpura-pura menjadi pengemis. "Saya tahu Anda sedang difitnah dn dilarang untuk mengajar wahai Abu Abdillah, akan tetapi tidak ada yg mengenal saya di sini, saya adalh orang asing di tempt ini. Jikalau Anda mengizinkan, saya akan mendatangi rumah Anda setiap hari dengn mengenakan pakaian pengemis. Saya akan berpura-pura meminta sedekah dn bantuan Anda setiap harinya. Maka wahai Abu Abdillah, masukkanlah saya ke rumah anda dn berilah saya pelajaran meski hanya satu hadist," pinta Baqi dengan sungguh-sungguh.
Melihat tekadnya yg begitu kuat dn kegigihannya dalam menuntut ilmu, akhirnya Imam Ahmad pun menyggupinya. Namun, dia meminta syarat agar Baqi tdak mendatangi ulama yang lain selain Imam Ahmad. Hal tersbut dimaksudkan agar Baqi tidk dikenali sebgai penuntut ilmu. Statusnya sebagai penuntut ilmu harus dirahasiakan demi keamanan Imam Ahmad.
Mendengar persetujuan dari Imam Ahmad, Baqi merasa sangat bahagia. Dia segera menyanggupi persyaratan tersebut. Hati Baqi saat it sangat bahagia. Keesokan harinya, Baqipun mulai 'beraksi' utnuk menjadi seorang pengemis. Dia mengambil sebuah tongkat, membalut kepala dengn kain lusuh dn memakai pakaian yang lusuh seperti pengemis lainnya. Sementara it, sebuah buku dn alat tulis disimpan di balik bajunya.
Saat berada didepan pintu rumah Imam Ahmad, Baqi dengn nada memelas berkata, "Bersedekahlah kepada orng miskin agar mendapatkan balasan pahala dri Allah," katanya. Jika mendengarnya, Imam Ahmad segera membuka pintu dn membawa Baqi masuk ke dalam rumah nya. Di dalam rumah, dimulailah proses pengajaran ilmu yng sangat diberkahi Allah. Demikian aktivitas itu dilakukan setiap hari oleh Baqi dengan sang guru. Dari proses belajar mengajar yang dilakukan secara diam-diam tersebut, Baqi mampu belajar sebanyak 300 hadist dari Imam Ahmad.
Hingga pada suatu hari, jabatan khalifah pun berganti. Seorang shaleh dan berilmu naik menduduki jabatan sebagai seorang khalifah. Imam Ahmad pun kembali dipercaya untk menjadi seorang ulama bagi kaum Muslimin di Baghdad. Pengajiannya kembali dibuka dan para penuntut ilmu pun berdatangan untuk menuntut ilmu kepada Beliau.
Sejak saat itu, kedudukan Imam Ahmad semakin tinggi dn semakin terkenal. Jumlah murid nya sangat banyak. Dan jika dia membuka majelis kemudian melihat Baqi, maka Imam Ahmad segera memanggil Baqi dengn gembira. Imam Ahmad akan meminta Baqi untuk duduk di samping beliau. Dan beliau sering berkata "Ini lah orang yg benar-benar pantas untuk menyandng gelar sebagai seorang penuntut ilmu," kata Imam Ahmad kepada para murid-muridnya. Imam Ahmad pun mengisahkan pengalaman Baqi yg bersedia menyamar menjadi seorang pengemis demi mendapatkan ilmu darinya. Baqi pun kemudian menjadi murid terdekat Imam Ahmad. Dikemudian hari, dia menjadi seorang ulama yang terkenal dari kawasan Andalusia.
Kisah tersebut adalah sebuah kisah nyata dn ditulis dalam biografi Imam Baqi bin Miklad AlAndalusi. Dari cerita tersbut, nampak tergambar dengan jelas kegigihan dan keinginan beliau dalam menuntut ilmu. Kegigihan inilah yg harusnya dapat menjadi contoh bagi kita semua, terutama para pemuda. Jangan perah berputus asa hanya karena jarak, jangan mudah perputus asa hanya karena kemiskinan. Tuntutlah ilmu setinggi mungkin.
Walaupun demikian, Baqi tetap mencari Imam Ahmad untuk berguru kepadanya. Tekad nya untk menuntut ilmu kepada Imam Ahmad telah bulat. Dia melangkahkan kaki ke rumah sang imam. Saat mengetuk pintu, ternyata Imam Ahmad lah yg membukakan pintu untuk nya. "Wahai Abu Abdullah, saya seorang yg datang dari jauh, pencari hadist. Saya datang ke sini pun untk melakukan itu," ujar Baqi antusias.
"Anda berasal dari mana?" tanya Imam Ahmad.
" Saya berasal Dari Maghrib al-Aqsa," jawab Baqi.
Imam Ahmad pun menebak, "Dari Afrika?"
"Lebih jauh dari Afrika. Untuk menuju Afrika saya harus menyeberangi lautan." jawab Baqi.
Imam Ahmad pun kaget mendengar nya, "Negeri mu sangat lah jauh. Saya sangat senang jika dapat memenuhi keinginan kamu dn mengajarkan apa yg kamu inginkan. Akan tetapi, saat ini saya sedang mengalami fitnah dn dilarang untuk mengajar," jawab Imam Ahmad.
Mendengar perkataan Imam Ahmad terebut tidak lantas menyurutkan niat Baqi untuk belajar kepada sang imam, karena niatnya sangalah kuat untuk mengaji dan belajar ilmu kepadanya. Kemudian dia pun menawarkan diri untuk berpura-pura menjadi pengemis. "Saya tahu Anda sedang difitnah dn dilarang untuk mengajar wahai Abu Abdillah, akan tetapi tidak ada yg mengenal saya di sini, saya adalh orang asing di tempt ini. Jikalau Anda mengizinkan, saya akan mendatangi rumah Anda setiap hari dengn mengenakan pakaian pengemis. Saya akan berpura-pura meminta sedekah dn bantuan Anda setiap harinya. Maka wahai Abu Abdillah, masukkanlah saya ke rumah anda dn berilah saya pelajaran meski hanya satu hadist," pinta Baqi dengan sungguh-sungguh.
Melihat tekadnya yg begitu kuat dn kegigihannya dalam menuntut ilmu, akhirnya Imam Ahmad pun menyggupinya. Namun, dia meminta syarat agar Baqi tdak mendatangi ulama yang lain selain Imam Ahmad. Hal tersbut dimaksudkan agar Baqi tidk dikenali sebgai penuntut ilmu. Statusnya sebagai penuntut ilmu harus dirahasiakan demi keamanan Imam Ahmad.
Mendengar persetujuan dari Imam Ahmad, Baqi merasa sangat bahagia. Dia segera menyanggupi persyaratan tersebut. Hati Baqi saat it sangat bahagia. Keesokan harinya, Baqipun mulai 'beraksi' utnuk menjadi seorang pengemis. Dia mengambil sebuah tongkat, membalut kepala dengn kain lusuh dn memakai pakaian yang lusuh seperti pengemis lainnya. Sementara it, sebuah buku dn alat tulis disimpan di balik bajunya.
Saat berada didepan pintu rumah Imam Ahmad, Baqi dengn nada memelas berkata, "Bersedekahlah kepada orng miskin agar mendapatkan balasan pahala dri Allah," katanya. Jika mendengarnya, Imam Ahmad segera membuka pintu dn membawa Baqi masuk ke dalam rumah nya. Di dalam rumah, dimulailah proses pengajaran ilmu yng sangat diberkahi Allah. Demikian aktivitas itu dilakukan setiap hari oleh Baqi dengan sang guru. Dari proses belajar mengajar yang dilakukan secara diam-diam tersebut, Baqi mampu belajar sebanyak 300 hadist dari Imam Ahmad.
Hingga pada suatu hari, jabatan khalifah pun berganti. Seorang shaleh dan berilmu naik menduduki jabatan sebagai seorang khalifah. Imam Ahmad pun kembali dipercaya untk menjadi seorang ulama bagi kaum Muslimin di Baghdad. Pengajiannya kembali dibuka dan para penuntut ilmu pun berdatangan untuk menuntut ilmu kepada Beliau.
Sejak saat itu, kedudukan Imam Ahmad semakin tinggi dn semakin terkenal. Jumlah murid nya sangat banyak. Dan jika dia membuka majelis kemudian melihat Baqi, maka Imam Ahmad segera memanggil Baqi dengn gembira. Imam Ahmad akan meminta Baqi untuk duduk di samping beliau. Dan beliau sering berkata "Ini lah orang yg benar-benar pantas untuk menyandng gelar sebagai seorang penuntut ilmu," kata Imam Ahmad kepada para murid-muridnya. Imam Ahmad pun mengisahkan pengalaman Baqi yg bersedia menyamar menjadi seorang pengemis demi mendapatkan ilmu darinya. Baqi pun kemudian menjadi murid terdekat Imam Ahmad. Dikemudian hari, dia menjadi seorang ulama yang terkenal dari kawasan Andalusia.
Kisah tersebut adalah sebuah kisah nyata dn ditulis dalam biografi Imam Baqi bin Miklad AlAndalusi. Dari cerita tersbut, nampak tergambar dengan jelas kegigihan dan keinginan beliau dalam menuntut ilmu. Kegigihan inilah yg harusnya dapat menjadi contoh bagi kita semua, terutama para pemuda. Jangan perah berputus asa hanya karena jarak, jangan mudah perputus asa hanya karena kemiskinan. Tuntutlah ilmu setinggi mungkin.
Buat lebih berguna, kongsi: