Selamat datang di blog saya yang khusus untuk bercerita. Kali ini saya akan menceritakan tentang sebuah kisah permaisuri kerajaan dan sepatunya. Semoga bisa menfaat bagi kta semua. Selamat menyimak cerita saya:

Oleh karena banyaknya jumlah sepatu yang dia miliki, jika permaisuri hendak bepergian, maka waktu yang dibutuhkan untuk memilih sepatunya adalah paling cepat selama 1 jam. Hal tersebut membuat permaisuri sangat tertekan dan akhirnya mengalami sakit kepala sampai ketulang belakang. Dari waktu kewaktu dan hari kehari, ternyata penyakitnya tak jua kunjung sembuh bahkan penyakit yang dia derita semakin bertambah parah dan tak jua membaik. Sudah sekian banyak dokter yang didatangkan keistana untk mengobati penyakit permaisuri tersebut, namun tak ada satu pun yng berhasil mengobatinya.
Melihat kondisi permaisuri yang sangat dicintainya itu, sang raja pun sangat sedih. Akhirnya sang raja membuat sebuah sayembara. “Barang siapa yng dapat menyembuhkan penyakit permaisuri, maka dia akan diberi hadiah sebanyak 100 keping emas.” Mendengar sayembar ayang dikeluarkan oleh sang raja, banyak orang yang datang ke istana untuk berusaha menyembuhkan sang permaisuri, namun semuanya tidak membuahkan hasil dan sang permaisuri pun masih belum mendaatkan kesembuhan.
Pada suatu hari, datanglah seorang pengemis ke istana raja tersebut. Pengemis ini datang dengan maksud untuk mengobati sang permaisuri. Namun yang terjadi adalah dia dihalang halangi oleh para pengawal untuk memasuki istana. Lalu pengemis tersebut berteriak-berteriak bahwa dia datang untuk mencoba mengobati penyakit sang permaisuri. Kebetulan permaisuri mendengar teriakan si pengemis tersebut dan memerintahkan kepada pengawal untuk memperbolehkan si pengemis untuk masuk ke istana dan bertemu dengannya.
Saat bertemu dengan permaisuri, pengemis tersebut pun berkata, “Wahai Permaisuri yng cantik dan jelita, sakit apa gerangan yng sedang engkau derita?”
Mendengar pertanyaan dari pengemis terbut, tanpa banyak kata, sang permaisuri pun bercerita tentang sakit dan penderitaan yang sedang dia alami.
“Oh ternyata begitu ceritanya. sekarang hamba sudah mengerti. Sekarng, tolng engkau perhatikan seluruh tubuh hamba. Coba engkau lihat, kedua kaki hamba cacat dari lutut hingga kebawah karna di mangsa oleh binatang buas pada saat mencari kayu dihutan. Memang benar bahwa kaki hamba sudah tidak utuh lagi seperti sedia kala, namun yang hamba syukuri adalah hamba masih bisa hidup. Dan itu merupaka sebuah anugerah terbesar bagi hamba. Saat ini, hamba kembali bersyukur kepada Tuhan bahwa hamda tidak harus menderita sakit seperti yang tuan permaisuri derita, karena hamba tidk membutuhkan sepatu yng harus dipakai setiap harinya."
Mendengar perkataan dari si pengemis tersebut, sang permaisuri pun terdian sejenak. Dia berpikir dan akhirnya berkata, “ terima kasih, wahai Fulan! Jika Dibandingkan dengan engkau yang sudah tidak memiliki kaki lagi, seharusnya saya bersyukur kepada Tuhan karena masih memiliki sepasang kaki yng utuh dn indah. Mulai hari ini, saya akan memberikan semua sepatu yang saya miliki tersebut kepada orang lain dn saya hanya akan menyisakan beberapa saja untuk saya pakai. Dengan demkian, aku tidk perlu lagi mengalami kebingungan karna harus memilih satu sepatu diantara ribuan sepatu yang telah saya miliki. Mudah-mudahan dengan begitu penyakit yang saya derita sekarang ini akan pergi bersama sepatu-sepatu tersebut. Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih atas wejangan yang telah engkau berikan”. Pungkas sang permaisuri.
Sebagai seorang manusia, acap kali kita lupa untuk bersyukur dan terlalu sibuk untuk mengeluh sampai pada akhirnya kita tersadarkan saat kita bertemu dengan orang yng memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan keadaan kita sekrang. Intinya bersyukurlah atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Jika kita bersyukur, maka Tuhan akan melipatgandakan rejeki kita semua. Jadilah orang yang pandai untuk bersyukur.
Melihat kondisi permaisuri yang sangat dicintainya itu, sang raja pun sangat sedih. Akhirnya sang raja membuat sebuah sayembara. “Barang siapa yng dapat menyembuhkan penyakit permaisuri, maka dia akan diberi hadiah sebanyak 100 keping emas.” Mendengar sayembar ayang dikeluarkan oleh sang raja, banyak orang yang datang ke istana untuk berusaha menyembuhkan sang permaisuri, namun semuanya tidak membuahkan hasil dan sang permaisuri pun masih belum mendaatkan kesembuhan.
Pada suatu hari, datanglah seorang pengemis ke istana raja tersebut. Pengemis ini datang dengan maksud untuk mengobati sang permaisuri. Namun yang terjadi adalah dia dihalang halangi oleh para pengawal untuk memasuki istana. Lalu pengemis tersebut berteriak-berteriak bahwa dia datang untuk mencoba mengobati penyakit sang permaisuri. Kebetulan permaisuri mendengar teriakan si pengemis tersebut dan memerintahkan kepada pengawal untuk memperbolehkan si pengemis untuk masuk ke istana dan bertemu dengannya.
Saat bertemu dengan permaisuri, pengemis tersebut pun berkata, “Wahai Permaisuri yng cantik dan jelita, sakit apa gerangan yng sedang engkau derita?”
Mendengar pertanyaan dari pengemis terbut, tanpa banyak kata, sang permaisuri pun bercerita tentang sakit dan penderitaan yang sedang dia alami.
“Oh ternyata begitu ceritanya. sekarang hamba sudah mengerti. Sekarng, tolng engkau perhatikan seluruh tubuh hamba. Coba engkau lihat, kedua kaki hamba cacat dari lutut hingga kebawah karna di mangsa oleh binatang buas pada saat mencari kayu dihutan. Memang benar bahwa kaki hamba sudah tidak utuh lagi seperti sedia kala, namun yang hamba syukuri adalah hamba masih bisa hidup. Dan itu merupaka sebuah anugerah terbesar bagi hamba. Saat ini, hamba kembali bersyukur kepada Tuhan bahwa hamda tidak harus menderita sakit seperti yang tuan permaisuri derita, karena hamba tidk membutuhkan sepatu yng harus dipakai setiap harinya."
Mendengar perkataan dari si pengemis tersebut, sang permaisuri pun terdian sejenak. Dia berpikir dan akhirnya berkata, “ terima kasih, wahai Fulan! Jika Dibandingkan dengan engkau yang sudah tidak memiliki kaki lagi, seharusnya saya bersyukur kepada Tuhan karena masih memiliki sepasang kaki yng utuh dn indah. Mulai hari ini, saya akan memberikan semua sepatu yang saya miliki tersebut kepada orang lain dn saya hanya akan menyisakan beberapa saja untuk saya pakai. Dengan demkian, aku tidk perlu lagi mengalami kebingungan karna harus memilih satu sepatu diantara ribuan sepatu yang telah saya miliki. Mudah-mudahan dengan begitu penyakit yang saya derita sekarang ini akan pergi bersama sepatu-sepatu tersebut. Sekali lagi saya mengucapkan banyak terima kasih atas wejangan yang telah engkau berikan”. Pungkas sang permaisuri.
Sebagai seorang manusia, acap kali kita lupa untuk bersyukur dan terlalu sibuk untuk mengeluh sampai pada akhirnya kita tersadarkan saat kita bertemu dengan orang yng memiliki banyak kekurangan jika dibandingkan dengan keadaan kita sekrang. Intinya bersyukurlah atas apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Jika kita bersyukur, maka Tuhan akan melipatgandakan rejeki kita semua. Jadilah orang yang pandai untuk bersyukur.
Buat lebih berguna, kongsi: