Saat Rasulullah saw. Berdakwah di Makkah, dia selalu berjalan melalui rumah penduduk, salah berjalan melalui rumah penduduk, salah satunya ialah seorang nenek. Hampir setiap hari Rasulullah menerima olok-olokan dan semburan ludah kalau lewat di depan rumah nenek itu. Namun, Rasulullah tidak terlalu memedulikannya. Ia hanya bersabar dan memohon maaf untuk Si nenek kepada Allah.
Suatu hari, menyerupai biasa Rasulullah berjalan melewati rumah Si nenek. Kali ini, dia merasa absurd alasannya ialah tidak ada yang mengejeknya dan meludahinya menyerupai hari-hari sebelumnya. Beliau berpikir bahwa mungkin Si Nenek sedang tidak ada atau mungkin sudah bosan melakukannya. Ketika pulang, Rasulullah tidak juga melihat Si Nenek keluar untuk mengejek dan meludahinya.
Keesokan hari,Rasulullah kembali melewati rumah si nenek. Beliau makin heran alasannya ialah nenek yang suka mengejek dan meludahi tidak juga muncul. Rasa ingin tau Rasulullah makin besar sehingga dia pun kemudian menanyakan keberadaan Si Nenek kepada tetangganya yang ada di sekitar rumah Si Nenek.
Rasulullah terkejut ketika tahu bahwa Si Nenek ternyata sedang sakit. Beliau bergegas kembali ke rumah dan kemudian menciptakan bubur. Setelah bubur masak, Rasulullah kemudian pergi dan membawanya menuju rumah Si Nenek.
Sesampainya di sana, Rasulullah eksklusif mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Namun, dia tidak mendengar tanggapan dari siapapun yang berada di dalam rumah. Rasulullah kemudian kembali mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Tiba-tiba, terdengar bunyi yang lemah dan parau dari dalam, “Masuklah!”
Rasulullah kemudian membuka pintu dan masuk. Beliau melihat badan si nenek begitu lemah tak berdaya di atas daerah tidurnya. Wajahnya telihat sangat pucat. Rasulullah kemudian mendekatinya.
Si Nenek sangat terkejut ketika melihat Rasulullah dan berkata,”Apakah kedatanganmu untuk untuk mengejekku sebagai akhir atas apa yang yang telah saya lakukan kepadamu?” tanya Si Nenek dengan perasan khawatir dan memaksa diri.
“Tidak, saya tiba ke sini bukan untuk mengejek Nenek. Saya tahu kalau nenek sedang sakit, jadi saya tiba untuk menjenguk Nenek. Saya juga sudah menyebarkan bubur untuk Nenek semoga nenek cepet sembuh,” jawab Rasulullah mencoba menenangkan.
Tiba-tiba saja air mata Si Nenek mengalir dari ujung kedua matanya. Ia merasa terharu alasannya ialah orang yang selama ini ia ejek, bahkan ia ludahi, ternyata ialah orang pertama menjenguk dirinya ketika sakit. Sementara itu orang-orang yang menyuruhnya untuk mengejek dan menyakiti Rasulullah justri tidak datang, bahkan saudara-saudaranya pun tidak muncul meski hanya untuk menenggoknya.
Si Nenek kemudian berkata,”Wahai, Muhammad, engkau tahu saya selalu menyakitimu ketika engkau lewat di depan rumahku. Engkaupun melihat keadaan ku hari ini. Tak ada sanak saudara yang menjengukku padahal keadaanku sangat lemah. Demi Tuhan, Muhammad, hari ini saya ingin menjadi seorang muslim dan mengikuti agama ayng engkau bawa. Sungguh , ini ialah agama yang penuh dengan kasih sayang.”
Sejak ketika itu, ia menyatakan diri sebagai seorang muslimah di hadapan Rasulullah yang mengasihinya.
Keesokan hari,Rasulullah kembali melewati rumah si nenek. Beliau makin heran alasannya ialah nenek yang suka mengejek dan meludahi tidak juga muncul. Rasa ingin tau Rasulullah makin besar sehingga dia pun kemudian menanyakan keberadaan Si Nenek kepada tetangganya yang ada di sekitar rumah Si Nenek.
Rasulullah terkejut ketika tahu bahwa Si Nenek ternyata sedang sakit. Beliau bergegas kembali ke rumah dan kemudian menciptakan bubur. Setelah bubur masak, Rasulullah kemudian pergi dan membawanya menuju rumah Si Nenek.
Sesampainya di sana, Rasulullah eksklusif mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Namun, dia tidak mendengar tanggapan dari siapapun yang berada di dalam rumah. Rasulullah kemudian kembali mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
Tiba-tiba, terdengar bunyi yang lemah dan parau dari dalam, “Masuklah!”
Rasulullah kemudian membuka pintu dan masuk. Beliau melihat badan si nenek begitu lemah tak berdaya di atas daerah tidurnya. Wajahnya telihat sangat pucat. Rasulullah kemudian mendekatinya.
Si Nenek sangat terkejut ketika melihat Rasulullah dan berkata,”Apakah kedatanganmu untuk untuk mengejekku sebagai akhir atas apa yang yang telah saya lakukan kepadamu?” tanya Si Nenek dengan perasan khawatir dan memaksa diri.
“Tidak, saya tiba ke sini bukan untuk mengejek Nenek. Saya tahu kalau nenek sedang sakit, jadi saya tiba untuk menjenguk Nenek. Saya juga sudah menyebarkan bubur untuk Nenek semoga nenek cepet sembuh,” jawab Rasulullah mencoba menenangkan.
Tiba-tiba saja air mata Si Nenek mengalir dari ujung kedua matanya. Ia merasa terharu alasannya ialah orang yang selama ini ia ejek, bahkan ia ludahi, ternyata ialah orang pertama menjenguk dirinya ketika sakit. Sementara itu orang-orang yang menyuruhnya untuk mengejek dan menyakiti Rasulullah justri tidak datang, bahkan saudara-saudaranya pun tidak muncul meski hanya untuk menenggoknya.
Si Nenek kemudian berkata,”Wahai, Muhammad, engkau tahu saya selalu menyakitimu ketika engkau lewat di depan rumahku. Engkaupun melihat keadaan ku hari ini. Tak ada sanak saudara yang menjengukku padahal keadaanku sangat lemah. Demi Tuhan, Muhammad, hari ini saya ingin menjadi seorang muslim dan mengikuti agama ayng engkau bawa. Sungguh , ini ialah agama yang penuh dengan kasih sayang.”
Sejak ketika itu, ia menyatakan diri sebagai seorang muslimah di hadapan Rasulullah yang mengasihinya.
Buat lebih berguna, kongsi: