 |
| Batin Tikal Lukisan: Bachtiar Hafid Repro: Mahaji Noesa |
Batin Tikal merupakan sosok pejuang yang telah mencurahkan usaha dan tenaganya dalam melawan konolialisme Belanda. Batin Tikal merupakan sosok pejuang sejati yang jujur dengan perjuangannya dalam melawan kolonial Belanda.
Sejarah usaha yang telah dilakukan Batin Tikal pada masa perjuangannya di kala ke-18 yaitu pada tahun 1803, dimana terjadi pergantian kepempinan dari Sultan Baharuddin kepada Raden Hasan. Pada Saat itu, diangkatlah Tumenggung Kertawijaya yang memimpin Bangka, dan Tumenggung Kertawiya mengangkat Depati Bahrin. Juga pada masa itu diangkat pula jabatan Batin di wialayah Bangka yaitu Batin Tikal di Desa Gudang .
Bahrin diperkirakan lahir pada tahun 1770 -1775, sedangkan Batin Tikal lebih muda dari Bahrin kira-kira 1774 yang diangkat Sultan Badaruddin 2.
Batin yakni salah satu jabatan di suatu tempat dari Kesultanan Palembang, dimana Batin Tikal selaku sosok pejuang yang melawan penjajah melalui perang gerilya.
Literatur wacana Batin Tikal
Seorang pelaku sejarah, H. Idris yang merupakan seorang alim ulama populer ketika itu (berasal dari Muntok) pernah menulis wacana literatur sejarah terkait usaha Batin Tikal melawan penjajah. Batin Tikal disebutkan melaksanakan perlawanan menentang penjajah ketika itu, sampai kesudahannya diasingkan Belanda ke Manado pada tahun 1861.
Selain terkait usaha Batin Tikal melawan bangsa penjajah ketika itu, ada pula goresan pena Tumengung Abang Muhammad Arifin. Dan goresan pena tersebut pernah ditulis ulang oleh Tumengung Kertanegara pada tahun 1879 serta oleh Sultan Badaruddin II dan beberapa tokoh lainnya, terkait usaha Batin Tikal.
Keberadaan literatur tersebut sampai kini masih ada dan tersimpan di Kantor Arsip Nasional, termasuk usaha Batin Tikal ketika peperangan melawan penjajah di Toboali, Bangka Kota, Sungai Selan, Kota Waringin, Kampung Puding Besar, Jebus dan Selat Bangka.
Rambut Batin Tikal
Mengenai rambut Batin tikal, keluarga besar almarhum Batin Tikal masih menyimpan bukti peninggalan berupa belahan rambut Batin Tikal yang dipotong oleh pihak kolonial penjajah. Karena, Belanda ketika itu sulit menangkap Batin Tikal dan sesudah dijebak dengan alasan untuk membahas permasalahan pembangunan jalan di Desa Gudang Kecamatan Simpang Rimbah ketika ini, kemudian Batin Tikal ditangkap dan ditawan di Benteng Nieuw Amsterdam 1852-1864 sampai janjkematian tidak pernah tunduk kepada pemerintah Belanda.
Diusulkan menjadi Pahlawan Nasonal
Berkat jasa dan dedikasi dan usaha mengusir kaum penjajah dari Pulau Bangka, Batin Tikal bakal diajukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah (Bateng) menjadi Pahlawan Nasional ke pemerintah pusat.
Terkait hal tersebut, Pemkab Bateng, pada tanggal 30 Agustus 2014 sudah secara resmi menetapkan melalui sidang Paripurna DPRD Bateng, dan selanjutnya akan mengajukan permohonan pemerintah pusat, untuk mengajukan Batin Tikal sebagai calon Pahlawan Nasional dari Provinsi Bangka Belitung.
Sumber:
Buat lebih berguna, kongsi:
