Amanah artinya yaitu sanggup dipercaya. Amanah itu juga berarti pesan yang dititipkan sanggup disampaikan kepada orang yang berhak. Amanah yang wajib ditunaikan oleh setiap orang yaitu hak-hak Tuhan SWT.
Amanah ini sangat berkaitan dengan tanggungjawab. Dan biasanya orang yang menjaga amanah yaitu orang yang bertanggungjawab, dan begitu pula sebaliknya.
Di bawah ini ada suatu cerita yang mengingatkan kepada kita akan pentingnya menunaikan amanah. Kisah pola ini ditulis oleh Muhammad Sa'id Mursi dan Qasim Abdullah Ibrahim dalam cerita pola tokoh besar.
Kisahnya.
Pada zaman dahulu ada orang yang berjulukan Muhammad Ibnu al-Munkadir yang mempunyai toko busana banyak sekali jenis gaun yang harganya mahal, mulai dari yang lima dirham hingga sepuluh dirham.
Nah, suatu ketika, Muhammad Ibnu al-Munkadir pulang ke rumah. Toko dijaga oleh pelayannya. Saat ada konsumen toko yang mau membeli gaun yang bahu-membahu harganya lima dirham, pelayan itu malah menjualnya dengan harga sepuluh dirham.
Ketika hal tersebut diketahui oleh Muhammad Ibnu al-Munkadir, ia segera mencari si pembeli hingga waktu yang tidak mengecewakan lama. Ketika sudah bertemu, Muhammad Ibnu al-Munkadir berkata,
"Pelayanku telah salah jual. Ia telah menjual baju kepada Anda seharga sepuluh dirham, padahal harganya cuma lima dirham."
Si pembeli berkata,
"Tidak apa-apa Tuan, saya lapang dada kok."
Muhammad Ibnu al-Munkadir menjawabnya,
"Ya, Anda rela. Akan tetapi saya tidak rela hingga kita sama-sama rela. Anda pilih salah satu dari tiga usulan. Anda ambil baju yang senilai sepuluh dirham, atau kembalikan uang yang lima dirham itu atau Anda kembalikan baju kami dan Anda akan mendapatkan dirham milik Anda."
Lelaki itu menimpali,
"Kembalikan kembalian lima dirham milikku saja."
Muhammad Ibnu al-Munkadir segera menunjukkan lima dirham milik lelaki itu lalu segera pulang. Si pembeli itu bertanya-tanya dalam hati,
"Siapakah orang tadi ya?"
Setelah bertanya ke orang-orang...
"Ia yaitu Muhammad Ibnu al-Munkadir."
Lelaki pembeli itu lalu berkata,
"Laa ilaaha illallah....orang inilah yang kami cari-cari di padang sahara sana jikalau kami kelaparan."
Subhanallah....
Masih adakah orang menyerupai ia di zaman serba modern ini...?
Wallahu A'lam...
Amanah ini sangat berkaitan dengan tanggungjawab. Dan biasanya orang yang menjaga amanah yaitu orang yang bertanggungjawab, dan begitu pula sebaliknya.
Di bawah ini ada suatu cerita yang mengingatkan kepada kita akan pentingnya menunaikan amanah. Kisah pola ini ditulis oleh Muhammad Sa'id Mursi dan Qasim Abdullah Ibrahim dalam cerita pola tokoh besar.
Kisahnya.
Pada zaman dahulu ada orang yang berjulukan Muhammad Ibnu al-Munkadir yang mempunyai toko busana banyak sekali jenis gaun yang harganya mahal, mulai dari yang lima dirham hingga sepuluh dirham.
Nah, suatu ketika, Muhammad Ibnu al-Munkadir pulang ke rumah. Toko dijaga oleh pelayannya. Saat ada konsumen toko yang mau membeli gaun yang bahu-membahu harganya lima dirham, pelayan itu malah menjualnya dengan harga sepuluh dirham.
Ketika hal tersebut diketahui oleh Muhammad Ibnu al-Munkadir, ia segera mencari si pembeli hingga waktu yang tidak mengecewakan lama. Ketika sudah bertemu, Muhammad Ibnu al-Munkadir berkata,
"Pelayanku telah salah jual. Ia telah menjual baju kepada Anda seharga sepuluh dirham, padahal harganya cuma lima dirham."
Si pembeli berkata,
"Tidak apa-apa Tuan, saya lapang dada kok."
Muhammad Ibnu al-Munkadir menjawabnya,
"Ya, Anda rela. Akan tetapi saya tidak rela hingga kita sama-sama rela. Anda pilih salah satu dari tiga usulan. Anda ambil baju yang senilai sepuluh dirham, atau kembalikan uang yang lima dirham itu atau Anda kembalikan baju kami dan Anda akan mendapatkan dirham milik Anda."
Lelaki itu menimpali,
"Kembalikan kembalian lima dirham milikku saja."
Muhammad Ibnu al-Munkadir segera menunjukkan lima dirham milik lelaki itu lalu segera pulang. Si pembeli itu bertanya-tanya dalam hati,
"Siapakah orang tadi ya?"
Setelah bertanya ke orang-orang...
"Ia yaitu Muhammad Ibnu al-Munkadir."
Lelaki pembeli itu lalu berkata,
"Laa ilaaha illallah....orang inilah yang kami cari-cari di padang sahara sana jikalau kami kelaparan."
Subhanallah....
Masih adakah orang menyerupai ia di zaman serba modern ini...?
Wallahu A'lam...
Buat lebih berguna, kongsi: